Selasa, 20 September 2022

Suku indonesia

 1.Suku Gayo









Suku Gayo, merupakan salah satu suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di Provinsi Aceh bagian tengah. Berdasarkan sensus 2010 jumlah suku Gayo yang mendiami provinsi Aceh mencapai 336.856 jiwa.[1] Wilayah tradisional suku Gayo meliputi kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues.

Bangunan utama yang terdapat ditanah Gayo ialah umah (rumah), ada beberapa jenis rumah adat yang ada di daerah Gayo yaitu umah pitu ruang yaitu rumah yang seimbang, umah belah ruang yaitu rumah belah ruang dan umah pitu ruang yaitu rumah yang memiliki tujuh ruang

 Dalam pasal 26 ayat 1 Qanun dijelaskan, bahwa pakaian adat suku Gayo disebut dengan Kerawang Gayo.

Di gayo sendiri salah satunya adalah sagu lipet, makanan khas ini yang berbahan dasar tepung pulut, kelapa, gula aren dan sedikit garam

Source:https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Gayo

2.Suku Sasak









Suku Sasak adalah suku bangsa yang mendiami pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Sebagian besar suku Sasak beragama Islam, uniknya pada sebagian kecil masyarakat suku Sasak, terdapat praktik agama Islam yang agak berbeda dengan Islam pada umumnya yakni Islam Wetu Telu, tetapi hanya berjumlah sekitar 1% yang melakukan praktik ibadah seperti itu. Ada pula sedikit warga suku Sasak yang menganut kepercayaan pra-Islam yang disebut dengan nama "Sasak Boda".[1]

Bahasa Sasak merupakan bahasa yang berasal dari Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Bahasa Sasak hidup dan berkembang pula di daerah lain, termasuk di Provinsi Bali, yaitu di Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem dan di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Grokgak, Kabupaten Singaraja.

Ciri khas Suku sasak adalah Stick Fighting atau Tarung Presean yang juga disebut sebagai simbolis kejantanan para pemuda dan pria suku Sasak di Lombok

Bahasa Sasak merupakan bahasa yang berasal dari Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Bahasa Sasak hidup dan berkembang pula di daerah lain, termasuk di Provinsi Bali, yaitu di Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem dan di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Grokgak, Kabupaten Singaraja.

 Source:https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Sasak


3.Suku Osing









Suku Osing atau biasa diucapkan Jawa Osing adalah penduduk asli Banyuwangi atau juga disebut sebagai Laros atau Wong Blambangan merupakan penduduk mayoritas di beberapa kecamatan di Kabupaten Banyuwangi

Orang Osing menggunakan bahasa Osing yang masih termasuk sub dialek bahasa Jawa (bagian timur) yang masih berkerabat dengan Bahasa Jawa Arekan dan Bahasa Tengger tetapi banyak kosakata dari bahasa Jawa Kuno yang masih digunakan, selain itu pengaruh bahasa bali juga sedikit signifikan.

Untuk itu, berikut kumparan rangkum lima kuliner lezat khas Banyuwangi yang wajib kamu coba:

Pecel Pitik. Pecel Pitik, kuliner khas Suku Osing di Banyuwangi. ...

Ayam Kesrut atau Uyah Asem. Uyah asem atau ayam kesrut yang menjadi salah satu kuliner khas Banyuwangi Foto: Shutter Stock. 

Rujak Soto. 

Ayam Betutu. 

Nasi Tempong.

Sejarah terbentuknya suku Osing berawal dari akhir kekuasaan Majapahit, dan dimulainya perang saudara dan pertumbuhan kerajaan Islam di Jawa. Kerajaan Blambangan menjadi bagian dari kerajaan Majapahit sejak awal abad ke-12, sejak tahun 1295 hingga tahun 1527.

Source:https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Osing

4.Suku Tengger








Suku Tengger atau lazim disebut Jawa Tengger atau juga disebut orang Tengger atau wong Brama adalah suku yang mendiami dataran tinggi sekitaran kawasan pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur, Indonesia.

Masyarakat Tengger memakai bahasa Jawa-Tengger untuk berkomunikasi. Bahasa Tengger dibagi menjadi menjadi dua tingkatan yaitu bahasa ngoko dan kromo. Bahasa kromo dipakai untuk orang yang lebih tua, sementara ngoko dipakai untuk umur sebaya.

Makanan pokok masyarakat etnis Tengger yang terkenal adalah Nasi Aron, Gerit, Gerit Kering dan Ampok. Semua jenis makanan tersebut sebenarnya dihasillkan dari rangkaian proses membuat nasi aron.

Masyarakat Suku Tengger yang mayoritas beragama Hindu hingga kini masih eksis membawakan tarian tradisionalnya. Keempat tari Suku Tengger yang masih lestari itu adalah Tari Sodoran, Tari Ujung, Tari Probo Mutrim, dan Tari Kidung Tengger.

Sejarah Tengger dimulai kurang lebih tahun 1.115 M atau tahun 1.037 Caka pada masa pemerintahan Kerajaan Kediri yang diperintah oleh Raja Erlangga. Pada waktu itu hiduplah seorang resi yang bernama Resi Musti Kundawa, seorang resi yang mempunyai kesaktian tinggi karena mempunyai sebuah pusaka bernama Kiai Gliyeng

Source:https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Tengger




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Desain grafis menggunakan Canva

 Nama:Dyonisius Fiorentino odneil Mandalahi Kelas:9E ABSEN:09.